Mungkin
kebanyakan orang menginginkan sebuah pekerjaan yang nyaman, duduk manis
dikantor, berhadapan dengan computer, berpakain necis, gagah, bergaul
dengan orang-orang yang punya visi, tempat kerja yang pull AC, makan dan
minum yang sediakan, pergi dan pulang kantor diantara oleh mobil
khusus, rumah/penginapan yang mewah dan berbagai fasilitas lainnya.
Kedengarannya memang enak, tetapi ini awal dari sebuah bencana.
Tahukah
anda, bahwa pekerjaan kantor lebih berisiko terhadap kesehatan daripada
kerja lapangan? Dibawah ini adalah list risiko kerja dikantor yang saya
catat dari pengalaman pribadi. Resiko ini lebih diperparah jika bekerja
pada sebuah kantor/perusahaan yang menuntut profesionalisme tinggi,
disiplin waktu yang ketat, dan manajemen yang terlalu menuntut dan
kurang memperhitungkan sisi ergonomis dan hubungan psikologis orang dan
tempat kerja.
Rentang terkena stroke
Kegemukan
adalah sebuah keadaan yang paling ditakuti saat ini. Kegemukan adalah
sumber segala penyakit, terutama stroke. Stroke yang disebabkan karena
penumpukan lemak pada tubuh khususnya pada pembuluh darah. Hal ini
karena, seorang pekerja kantor jarang melakukan aktivitas fisik yang
berarti, apalagi seseorang yang malas berolahraga.
Tingkat stress lebih tinggi
Stress
di tempat kerja (kantor), lebih besar jika dibandingkan dengan kerja
lapangan. Tingkat tuntutan dan profesionalisme terhadap pekerjaan
membuat sebuah tekanan batin yang sangat berat, apalagi, jika berbuat
sebuah kekeliruan, yang berakibat pada sebuah situasi yang merugikan.
Bagi manajemen perusahaan yang terlalu menuntut, keadaan ini yang paling
sering membuat seorang pekerja mengadakan resign (keluar), karena tidak
kuat menahan beban psikis.
Lebih mudah mengalami gangguan mata
Karena
kerja kantor tidak bisa di pisahkan dengan computer, sehingga gangguan
mata lebih mungkin dialami oleh seorang pekerja kantor. Duduk didepan
computer seharian, berfokus pada satu arah, yaitu layar computer,
kemungkinan besar membuat kelainan pada mata, baik mata minus ataupun
positif. Sehingga kebanyakan pekerja kantor akan memakai kacamata,
terkecuali saya, masih sehat walafiat.
Tumbuhnya penyakit “sombong”
Biasanya,
seorang pekerja kantor menganggap dirinya lebih berharga, punya derajat
dan kedudukan lebih tinggi, ataupun penghasilan yang lebih besar dan
lain-lain. Hal ini bisa dilihat dalam sebuah perusahan yang dengan
ribuan pekerja, dimana biasanya hanya dikendalikan oleh puluhan orang
saja sebagai staff office. Kesombongan biasanya ditunjukkan dalam gaya
berkomunikasi dengan bawahan, jaga image, tidak mau makan bersama,
senyum yang mahal dan sebagainya.
Kekuatan fisik akan terdistorsi
Bagi
saya, ini adalah yang paling terasa. Dulu, kekuatan fisik adalah
kebanggaan saya dan selalu merasa sangat sehat. Tidak sombong, dulu push
up saya bisa dapat lebih dari 70kali hingga 100, rest of bisa 20 kali,
dan lari 10km bukanlah hal yang jauh. Tapi sekarang, untuk push up 15
kali sudah payah, rest of 5 kali, lengan rasanya sudah ingin patah, atau
berjalan saja dari halaman depan kelantai 2, sudah ngos-ngosan. Hal ini
disebabkan karena adanya distorsi otot, karena jarang digunakan, akibat
waktu yang sangat sedikit untuk berolahraga.
Kekurangan vitamin D
Kita
tahu bahwa vitamin D, di olah atas bantuan sinar matahari. Dengan kerja
dalam ruangan dari pagi sampai sore, bahkan kadang malam atau tengah
malam, sehingga kesempatan untuk mendapatkan sinar matahari sangat
kurang. Hal ini bisa berakibat pada kekurangan vitamin D.
Rentang mengalami penyakit hemoroid
Mungkin
ini adalah penyakit yang paling banyak dialami oleh seorang pekerja
kantor. Duduk didepan computer seharian, tanpa banyak kesempatan untuk
berdiri, sehingga dapat menyebabkan hemoroid (wasir/ambaien). Jika tidak
pintar-pintar mengatasinya, kemungkinan akan bisa bertambah para dengan
gangguan pencernaan lainnya seperti sembelit, gangguan buang air besar
dan lain-lain.
Gaya hidup boros
Boros,
adalah adalah saudara karib syaitan, karena biasanya orang yang boros
hidup berpoya-poya. Apalagi ditunjang dengan gaji yang cukup lumayan,
sikap boros akan semakin menjadi-jadi. Mungkin ini adalah pelampiasan
waktu saat kuliah, yang serba susah dalam masalah keuangan.
Masih
banyak lagi yang ada dalam catatan harian saya tentang resiko yang
harus ditanggung oleh orang yang kerja kantor. Seperti persaingan dalam
mencapai sebuah posisi, diskomunikasi antara atasan ataupun kolega,
waktu isterahat yang tidak cukup dan lain-lain. Karena terlalu panjang,
jangan sampai anda bosan, saya cukupkan disini. Kita akan berbagi lain
waktu.
Bagi
anda yang berniat menjadi seorang pekerja kantor coba pikirkan
matang-matang. Bagi saya, kerja dikantor sama saja bekerja dalam dibalik
penjara. Tidak ada kebebasan waktu, karena waktu kita sudah dibeli oleh
manajemen. Anda bisa kerja dikantor, dan terbebas dari resiko gangguan
diatas, jika kantor itu adalah milik anda sendiri.
Posting Komentar