Penuaan memang pasti akan terjadi pada setiap orang. Akan
tetapi, ternyata dengan diet rendah kalori, proses penuaan ini bisa diperlambat.
Bagaimana bisa?
Penuaan
pada sel tubuh dikaitkan dengan semakin pendeknya telomer. Telomer merupakan
bagian ujung dari DNA yang menjaga supaya sel-sel tubuh tetap hidup. Secara
alami, sel-sel tubuh akan mengalami pembelahan untuk regenerasi. Namun, sayangnya
setiap kali mengalami pembelahan, bagian telomer ini akan semakin pendek. Bila
pada suatu titik, proses pemendekan ini terjadi terus menerus, kematian sel
akan berlangsung cepat yang berakibat memperpendek usia seseorang. Telomer yang
semakin pendek juga dihubungkan dengan peningkatan risiko terkena penyakit tua
seperti dementia atau kepikunan menjadi 100 kali lebih besar dan laju kematian
yang lebih tinggi akibat kanker dan penyakit jantung (2).
Di
dalam tubuh kita, terdapat enzim telomerase yang membantu supaya ujung telomer
memanjang kembali sehingga sel-sel tubuh tetap hidup. Namun, sayangnya semakin
bertambahnya umur jumlah enzim ini juga akan menurun. Stress yang kita
alami juga menyebabkan aktivitas telomerase menurun dan telomer memendek lebih
cepat (4).
Sebuah
penelitian yang diterbitkan di Rejuvenation Research tahun 2009 membuktikan
dalam hasil penelitiannya bahwa penurunan berat tubuh dan jumlah lemak dengan
cara diet rendah kalori pada laki-laki yang mengalami obesitas berhubungan dengan
peningkatan panjang telomer. Pada penelitian tersebut, ditunjukkan pula bahwa
orang dengan penurunan berat badan dan massa lemak paling besar memiliki
peningkatan panjang telomer paling besar (3). Sehingga pada
penelitian tersebut disimpulkan bahwa orang yang melakukan diet rendah kalori
menghasilkan penurunan berat badan yang mempengaruhi panjang telomer dan
menurunkan kerusakan DNA.
Penelitian
lain dalam The Lancet Oncology memberikan hasil bahwa orang yang melakukan
perubahan gaya hidup dengan mengkonsumsi diet rendah lemak (low-fat diet)
dan berjalan kaki minimal 30 menit setiap hari memiliki peningkatan aktivitas
telomerase dan panjang telomer. Selain itu, manajemen stress yang baik juga
penting, karena dalam penelitian tersebut, terbukti pula bahwa selain dengan
diet rendah lemak, dan olahraga yang teratur, tingkat stress yang lebih rendah
dapat membantu meningkatkan panjang telomer (5).
Kalori
yang kita asup sehari-hari dapat berasal dari karbohidrat, protein dan lemak.
Berdasarkan penelitian tersebut, dengan membatasi kalori yang kita makan
sehari-hari akan mempengaruhi peningkatan panjang telomer sehingga akan
memperpanjang umur dan usia tua. Oleh karena itu, ada baiknya kita mulai hidup
sehat dengan menjaga konsumsi makanan, berolahraga, dan mengelola stress agar
bisa hidup sehat lebih lama.
References:
- Mead MN. 2008. Telomerase tells on lifestyle. Environmental Health Perspectives 116 (12): A521.
- Calado RT and Young NS. 2009. Telomere Diseases. N Engl J Med 361:2353-65.
- O’Callaghan NJ, Clifton PM, Noakes M, and Fenech M. 2009. Weight Loss in Obese Men Is Associated with Increased Telomere Length and Decreased Abasic Sites in Rectal Mucosa. Rejuvenation Res 12 (3): 169-176.
- Epel ES, Blackburn EH, Lin J, Dhabhar FS, Adler NE, Morrow JD, and Cawthon RM. 2004. Accelerated telomere shortening in response to stress. PNAS 101 (49): 17312-17315
- Ornish D, Lin J, Daubenmier J, Weidner G, Epel E, Kemp C, Magbanua MJM, Marlin R, Yglecias L, Carroll PR, Blackburn EH. 2008. Increased telomerase activity and comprehensive lifestyle changes: a pilot study. Lancet Oncol 9: 1048–57
Posting Komentar